Saturday, September 24, 2016

Feature News Profile

Profile
Mengenal Lebih Dekat Dengan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta

Jakarta, Ibu Kota dari Negara Republik Indonesia sedang menjadi sorotan oleh masyarakat mengenai kebersihan di wilayahnya. Di tahun 2016 Pasukan Oranye  menjadi pahlawan kebersihan diwilayah DKI Jakarta atas usahanya yang singap dan tanggap dalam membersihkan sungai dan kali yang selalu terdapat sampah yang mengapung diatas airnya. Tentu saja hal ini tak luput dari pengawasan dan perintah dari Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta yaitu Isnawa Adji.
Pria yang lahir pada 24 Mei 1972 dikenal oleh masyarakat Jakarta pada saat menjabat sebagai Camat Tambora. Atas prestasinya  pada tahun 2015, Isnawa Adji menjadi Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan kini menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
Menurut Isnawa, “Kebersihan adalah pemicu arti dari Ibu Kota suatu Negara. Setiap kali orang-orang berkunjung kesuatu negara , yang akan pertama kali dilihat adalah Kebersihan. Karena itu   menyangkut tentang attitude dari masyarakat setempat” Ujarnya.
Masa kecil dari alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN)  ini ialah bermain di Kali bersama teman-temannya. Pada saat itu wilayah di dekat rumah beliau, Tebet Timur, Jakarta Selatan terdapat banyak kali yang bersih. Akan tetapi pada saat ini untuk mencari kali yang bersih sangat sulit ditemukan. Oleh karena itu Isnawa Adji memfokuskan kebersihan diwilayah DKI Jakarta dengan pembersihan di sungai maupun kali yang saluran air nya mampet karena terdapat banyak sampah yang menumpuk.
Sosok Isnawa Adji dikenal dengan kepribadian yang sangat humoris, selalu tersenyum dan low profile. Beliau terkadang lebih suka menembus kemacetan di Ibu Kota Jakarta dengan menggunakan jasa Ojek ataupun menggunakan motor dibandingkan tetap menggunakan mobil tetapi terlambat dalam menjalankan tugasnya. (aderahmadini*)

Penulisan Naskah Kehumasan

Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Universitas Leipzig Jerman menghadiri Program Exploring Legal Culture  di UNJ
Senin, 5 September 2016

Keterangan : Delegasi dari UNJ bersalaman dengan delegasi dari Universitas Leipzig Jerman, Senin (5/9) di Gedung Sertifikasi Guru lantai 8. Foto&Reporter : Aderahmadini.

     Universitas Negeri Jakarta menerima kunjungan para mahasiswa dari dua perguruan tinggi berbeda untuk mengadiri program Exploring Legal Culture (ELC) di UNJ. Dua perguruan tinggi tersebut, yakni Universitas Brawijaya (UB) Malang dan Universitas Leipzig Jerman, Senin (5/9) bertempat di Gedung Sertifikasi Guru lt 8.
     Acara Public Discussion yang bertemakan “Human Rights Violations of the 1965 Tragedy” dimulai pukul 12.00 WIB ini merupakan salah satu program dari ELC. Program ELC adalah program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Jerman dalam rangka meneliti, membahas ataupun membandingkan hukum tata negara, kehidupan sosial, maupun budaya yang ada di Indonesia dengan yang ada di negara Jerman.
     Tioria Pretty sebagai pembicara dari Kontras mengulik tentang kejadian pelanggaran HAM pada tragedi tahun 1965 yaitu G30SPKI dihadapan para peserta dari program ELC. Terutama peserta dari Universitas Leipzig Jerman sangat antusias mendengarkan materi tersebut dengan ditampilkannya animasi video yang menggambarkan pelanggaran HAM di Indonesia pada tahun 1965.
   Program ELC tersebut dihadiri masing-masing oleh 5 Delegasi dari UNJ dan 5 Delegasi dari UB beserta 3 orang dosen perwakilan dari tiap universitas dan 1 orang peneliti dari tiap universitas. Sedangkan dari Universitas Leipzig Jerman dihadiri oleh 10 Delegasi, 3 orang dosen dan 1 orang peneliti. Dan setiap peserta yang hadir pada acara public discussion  di UNJ mendapatkan 1 buah goodie bag dari Kementerian Pariwisata.
     Semoga dengan diadakannya program Exploring Legal Culture ini dapat mempererat hubungan diplomasi antara mahasiswa di negara Indonesia dengan mahasiswa di negara Jerman.